Sunday, December 5, 2010

Gereja Blenduk



Semarang bukanlah sebuah kota yang menjadi destinasi utama wisatawan di wilayah Jawa Tengah. Ibu kota propinsi yang dahulunya merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang karena sedimentasi yang kontinu kemudian berubah menjadi sebuah daratan luas. Selanjutnya daratan itu berkembang menjadi sebuah wilayah pelabuhan yang ramai. Nama Semarang sendiri muncul setelah masuknya Islam lewat Demak. Sebelumnya, di masa pemerintahan Mataram Hindu, daerah ini bernama Pragota.



Letak wilayahnya yang berada di pesisir membuat Semarang sangat banyak terpengaruh budaya luar. Kejawen sudah sangat ditinggalkan dan hampir tidak tersisa dalam realita kehidupan sehari-hari masyarakat Semarang. Islam telah menyebar sempurna di wilayah ini, didukung dengan faktor kedekatan geografis dengan Demak. Selain pengaruh Islam, pengaruh Belanda juga sangat jelas terlihat di wilayah Semarang. Tak jauh dari wilayah pelabuhan, terdapat komplek bangunan dengan warna arsitektur Belanda. Termasuk pula Stasiun Tawang di dalamnya, Semarang memiliki Kota Lama, seperti Jakarta memiliki Kota Tua.


Salah satu bangunan paling terkenal di kawasan Kota Lama, selain Stasiun Tawang, adalah Gereja Blenduk. Sebuah Gereja Protestan yang merupakan gereja tertua di Semarang. Dibangun sekitar 1753 oleh orang Belanda di Semarang. Arsitekturnya yang unik dengan bentuk segi enam (heksagon) dan dengan kubah mirip masjid membuat gereja ini memiliki daya tarik tersendiri dibanding gereja tua lainnya di Semarang. Istilah blenduk ini juga merupakan sebutan warga lokal merujuk pada kubahnya yang mblendhug.


Gereja ini sempat mengalami pemugaran, restorasi, dan pengembangan pada tahun 1894. Pada tahun ini W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde menambahkan bangunan baru berupa menara kembar yang berisi jam raksasa. Sampai saat ini, Gereja yang bernama asli, GPIB (Gereja Protestan Indonesia bagian Barat) Immanuel masih digunakan untuk kebaktian setiap hari Minggu oleh umat Kristiani di Semarang.

2 comments:

Anonymous said...

setau saya gereja blenduk ini memiliki bentuk segi delapan (octagonal) bukan bukan segi enam.
it's a great building

I Putu Sukma Hendrawan said...

wah makasi mas koreksinya..salam