Saturday, October 23, 2010

Masa Depan Olah Raga Indonesia



Nasib pembinaan olah raga di Indonesia sangatlah naas. Prestasi yang mulai jarang mampir, proses pembinaan yang tak tepat sasaran, hingga kurangnya sarana olah raga dan latihan yang memadai. Ya, jika dibandingkan dengan si kecil Singapura yang baru saja berkembang, Indonesia sudah jauh ketinggalan. Singapura berhasil memberi porsi pada pembinaan olah raga dalam pembangunan mereka. Outputnya, dalam beberapa cabang, Singapura berhasil mengungguli kita yang katanya merupakan negara dengan animo olah raga terbesar di Asia Tenggara. Singapura memiliki pelbagai fasilitas olah raga dari tingkat senior sampai dengan junior. Lengkap, memadai, dan sangat berhasil menunjang pembinaan olah raga mereka.

Indonesia sendiri selalu terjebak pada euphoria semu. Mengaku sebagai negara dengan tradisi olah raga, kita selalu mengidentikkan pembinaan olah raga sebagai hal yang akan berlangsung dengan sendirinya di masyarakat. Tampaknya pemerintah kita masih memegang teguh aliran Adam Smith dengan invisible hand-nya dalam pembinaan olah raga nasional. Prinsip yang sangat salah yang jika terus dijalankan maka akan menghasilkan stagnansi olah raga nasional yang berujung kemunduran olah raga nasional.

Tribun Karebosi 1
Tribun Karebosi 2
Di tengah-tengah keterpurukan pembinaan olah raga dan minimnya sarana olah raga untuk masyarakat, Makassar menunjukkan hal yang sangat inspiratif. Membangun sarana olah raga Karebosi adalah terobosan yang sangat baik. Karebosi adalah sebuah konsep area public yang mengintegrasikan sarana olah raga, area nongkrong anak muda, dan jalur hijau kota. Bayangkan dua buah lapangan sepakbola berstandar (yang biasa dipakai oleh PSM Makassar berlatih), dua buah lapangan basket, sebuah lapangan baseball, tennis court, dan juga jogging track yang dipadukan dengan pohon-pohon rindang di sekitar lapangan. Belum lagi dengan plasa Karebosi dengan tribun kehormatan yang bisa difungsikan untuk upacara bendera . Konsep alun-alun yang di beberapa tempat dianggap kuno berhasil dimodifikasi dengan baik oleh Makasar. Dengan sedikit  pengelolaan yang baik serta berorientasi output maka Karebosi dapat menjadi prototype olah raga nasional. Jakarta? Lihat saja Gelora Bung Karno yang hampir tidak terurus. Untuk urusan urus-mengurus bangsa kita memang selalu kewalahan. Mungkin Bung Karno sedang menangis melihat apa yang kita lakukan terhadap proyek yang katanya mercusuar buatannya. Jika beliau tak membangun GBK, mungkin saja Jakarta tidak mempunyai sarana olah raga yang terlokalisasi. Dan masa depan olah raga Indonesia yang suram ada di depan kita.

No comments: